Penting untuk diperhitungkan sebelum memutuskan untuk INDUKSI
Jangan lupa membaca artikel tentang bisnis di > Informasi bisnis terbaik 2020.Suatu hari saya menerima WA dari suami klien saya yang istrinya galau karena Hari Perkiraan Lahir sudah lewat sekitar 1 minggu (41minggu), beliau cerita bahwa seorang dokter menganjurkannya untuk di lakukan Induksi.
Suami Klien : Bu Yesie, ini Desi (Nama samaran) lagi menangis bu, dokter Selly (Nama samaran) menyuruh untuk Induksi.
Saya : kenapa harus induksi mas?
Suami Klien : ya karena kata dokter, HPL sudah lewat, jadi kasihan bayinya, harus segera lahir.
Saya : duh mas, jangan induksi dulu, sabar dulu to? Tunggu sebentar. Induksi justru akan meningkatkan resiko operasi lho.
Catatan : ceritanya bunda Desi sebelumnya sudah periksa di tempat saya, dan serviksnya masih kaku, baru membuka sedikit sekali (kurang dari 1 cm), memang berbagai cara induksi alami sudah kami lakukan mulai dari akupresure, akupunktur, moxibution dll namun saat itu kontraksi tetap tidak muncul. Saya hanya menyarankannya untuk sabar, jika hendak kontrol ke dokter kandungan, saat itu saya menganjurkannya untuk pergi ke Jogja, bertemu dengan dr Adi, (beliau dokter yang pro normal), jangan dokter yang pro SC, karena bisa jadi berbagai intervensi akan di ajukan / di usulkan dan itu bisa membuat klien saya ini bertambah galau hingga akhirnya mengambil keputusan yang salah.
Namun ternyata klien saya ini tidak menuruti apa yang saya anjurkan, beliau berdua malah berkonsultasi dengan dokter kandungan yang menurut saya pro SC (sebagian besar kliennya berakhir di meja operasi)
Sekitar 3 hari setelah WA tersebut saya tidak bisa menghubungi bunda Desi, sms dan WA tidak di respon mereka. Dan di hari ke 3 tiba tiba Hp saya berbunyi dan ternyata itu adalah WA dari bunda Desi yag berkata demikan : “bu Yesie , njenengan bener! Akhirnya saya harus operasi setelah berjuang 28 jam. Dan sakitnya luar biasa bu . di bandingkan dengan Epino yang dilakukan di Bidan Kita tidak ada apa apanya.”
Catatan : Epino adalah alat yang kami gunakan untuk melakukan pemijatan perineum bagi para ibu hamil yang umur kehamilannya lebih dari 34-36 minggu. Ini kami lakukan sebagai upaya mencegah robekan perineum saat melahirkan.
Ya….cerita di atas adalah sekelumit kisah tentang induksi dan potensinya berakhirn ke meja operasi. Dan perlu Anda ketahui beberapa penelitian (salah satunya adalah penelitian ini ) menunjukkan bahwa menginduksi persalinan meningkatkan risiko bedah caesar, terutama pada ibu yang pertama kali dengan leher rahim yang masih “mentah” (yang belum melakukan banyak dilatasi dan penipisan).
Dalam studi tersebut, Mereka menemukan bahwa tingkat sesar yang sangat tinggi di antara ibu yang pertama kali yang diinduksi dengan serviks yang belum matang.
Inilah sebabnya mengapa saya menulis artikel ini. Salah satunya adalah sebagai pengetahuan Anda, bahwa Anda harus meminta dokter dan bidan yang merawat Anda untuk menginformasikan Bishop Skor Anda sebelum anda menyetujui untuk menginduksi persalinan.
Apa itu Bishop Skor?
Bishop Skor adalah sebuah ukuran atau pedoman untuk melihat seberapa lembut dan matangnya serviks Anda sebelum persalinan. ini dapat membantu memprediksi apakah tubuh Anda siap untuk melahirkan, dan apakah induksi akan berhasil atau gagal.
Lalu bagaimana cara melihat dan menilai Bishop Skor?
Pemeriksaan vagina dilakukan oleh bidan atau dokter untuk mengevaluasi tingkat:
- dilatasi serviks (seberapa jauh leher rahim telah membuka sejauh ini)
- penipisan serviks (bagaimana dinding serviks menipis)
- konsistensi serviks (bagaimana kondisi serviks apakah sudah melembut atau masih mengencang atau ketat sekali)
- Posisi serviks (bagaimana posisi arah leher rahim apakah mengarah ke depan atau ke belakang relatif menghadap dinding vagina)
- Stasiun janin (seberapa jauh kepala bayi masuk di panggul)
Setiap faktor yang “dinilai” pada skala 0-2 atau 0-3. Skor maksimum yang mungkin adalah 13.
Nah apabila penilaian bishop skor ini kurang dari 5, dan tetap nekad dilakukan induksi , maka bisa di pastikan induksi tersebut sebagian besar akan gagal dan berakhir ke meja operasi. Jika skor menunjukkan hasil > 9 maka kemungkinan besar induksi tersebut akan berhasil.
Bishop Skor hanyalah salah satu alat untuk memprediksi respon wanita terhadap proses induksi. Walaupun faktor-faktor lain penting juga. Nah apa saja faktor itu?
Pengaruh Posisi Janin
Salah satu faktor yang sering dilupakan adalah janin posisi ─ bagaimana cara kepala bayi menghadap dalam rahim. Kebanyakan posisi bayi adalah Anterior dan posterior (Anda bisa melihat perbedaannya disini =http://www.bidankita.com/bentuk-perut-anda-dan-posisi-janin/ )
Seringkali nilai Bishop Skor yang rendah dikaitkan dengan bayi posterior, yang merupakan posisi yang kurang ideal untuk melahirkan. Dalam posisi ini, kepala bayi tidak memberi tekanan yang efisien pada leher rahim, sehingga penipisan atau pelebaran serviks kurang efisien, dan leher rahim sering berada dalam posisi posterior (menunjuk ke arah dinding vagina yang lebih rendah dan sulit dijangkau selama pemeriksaan vagina). Ketika bayi berputar ke arah anterior, Bishop Skor sering berubah secara dramatis karena adanya perubahan tekanan bayi.
Memaksa agar si ibu melahirkan dengan menginduksi persalinan saat posisi bayi posterior (atau memiliki malpositions lainnya) cenderung menghasilkan proses persalinan yang panjang, dan menyakitkan serta sering berakhir dengan operasi caesar.
Jadi jika bishop Skor Anda rendah, mungkin tidak menunjukkan hanya bahwa tubuh Anda tidak “matang” dan belum siap untuk proses persalinan, namun juga mungkin ini adalah cara tubuh menunjukkan kepada Anda bahwa bayi Anda tidak dalam posisi yang bagus untuk proses persalinan. Untuk alasan itu, mungkin akan lebih bijaksana untuk menunda induksi sampai bayi berada dalam posisi yang lebih menguntungkan untuk proses persalinan.
Induksi meningkatkan resiko tiga kali lipat lebih tinggi menuju Operasi caesar terutama pada ibu yang baru pertama kali melahirkan.
Dalam studi 2011 yang tercantum di bawah, grafik perempuan yang diinduksi dengan skor Bishop kurang dari 7 adalah:
- Mereka ibu pertama kali yang diinduksi dengan bishop skor kurang dari 7 memiliki tingkat sesar meningkat lebih dari 42%.
- Hal ini menunjukkan betapa pentingnya untuk memiliki leher rahim yang matang sebelum menginduksi persalinan, dan terutama pada ibu yang pertama kali melahirkan, yang serviksnya tidak pernah melebar sebelumnya.
- Kadang-kadang dokter akan mencoba untuk meyakinkan kepada Anda bahwa itu tidak masalah jika leher rahim Anda tidak matang; mereka akan menggunakan obat-obatan yang membantu mematangkan serviks sebelum memulai obat induksi. Dan memang benar bahwa obat ini terkadang dapat membantu. Namun, bahkan dengan metode pematangan serviks, banyak induksi masih gagal. Obat pematangan serviks bukan obat mujarab untuk mempersiapkan tubuh untuk melahirkan ketika tubuh Anda sendiri sebenarnyabelum siap. Obat itu akan bekerja dengan baik ketika bayi berada dalam posisi yang baik. Dan Metode pematangan serviks sangat tidak mungkin untuk membantu wanita dengan nilai Bishop Skor yang sangat rendah.
Sekarang, jika leher rahim telah melebar sebelumnya, induksi lebih mungkin untuk berhasil. Wanita yang telah memiliki kelahiran vagina sebelum memiliki tingkat sesar jauh lebih rendah setelah induksi dalam penelitian sekitar 14%.
Berarti sangatlah jelas bahwa mengetahui tingkat kematangan serviks itu sangatlah penting, bahkan pada wanita yang sudah pernah melahirkan spontan sebelumnya.
Pikirkan dulu di rumah jika Anda mendapat anjuran Tentang Induksi
Penelitian tambahan menegaskan bahwa kematangan serviks merupakan salah satu faktor kunci dalam apakah induksi tersebut akan berhasil atau tidak. beberapa pelajaran yang dapat Anda pelajari dari penelitian 2011 ini antara lain:
- Bila mungkin, cobaah untuk menunggu untuk melahirkan secara spontan
- Jika sedang dipertimbangkan induksi, cobalah untuk menghindari merangsang jika Bishop Skor Anda kurang dari 7
Kebijaksanaan umum lainnya tentang induksi:
Cobalah untuk melihat apakah dokter yang merawat Anda “hobi” memberikan anjuran untuk induksi terutama ketika melihat ibu yang hamil dalam konsiis tertentu misalnya Obesitas. ini sangat penting bagi wanita yang gemuk, karena banyak dokter yang menginduksi kliennya yang “gemuk” (tingkat induksi 50-60% di banyak studi terbaru). Ini merupakan faktor yang sangat meningkatkan resiko berakhir di meja operasi.
Pertanyaannya adalah apakah benar-benar induksi diperlukan dalam kasus Anda? karena Banyak induksi dilakukan secara rutin, hanya karena lebih mudah untuk pihak provider atau ternyata ada protokol untuk menginduksi dengan usia kehamilan tertentu. Namun, Anda tidak harus setuju untuk intervensi ini. Diskusikan pro dan kontra dari induksi vs menunggu, dan lihat apakah Anda dapat bernegosiasi untuk mempunyai lebih banyak waktu.
Jika Anda mendapat anjuran untuk induksi, cobalah untuk SELALU bertanya tentang Skor Bishop Anda sebelum menyetujui induksi. Jika memungkinkan, cobalah untuk tidak menginduksi sebelum Anda memiliki Bishop Score yang menguntungkan.
Jika Anda mendapat anjuran untuk induksi, cobalah bertanya tentang posisi bayi Anda sebelum menyetujui induksi. Jika bayi tidak berada dalam posisi anterior, mempertimbangkan untuk menunda induksi. Coba carilah ahli kiropraksi (chiroprakcor) terlebih dahulu untuk membantu menyelaraskan posisi bayi Anda, atau anda bisa melakukan berbagai kegiatan yang bisa membantu untuk mengoptimalkan posisi janin Anda, mulai dari akupunktur, Moxibution, yoga, bantuan essential oil, bahkan relaksasi hypnobirthing.
Jika kondisi medis membuat induksi diperlukan bahkan dengan leher rahim belum matang, cobalah untuk melihat cara-cara untuk meningkatkan kematangan serviks sebelum induksi. Hal ini dapat mencakup akupunktur, herbal, penggunaan essential oil dan obat untuk pematangan serviks. Mempertimbangkan pro dan kontra dari setiap pilihan dengan hati-hati untuk situasi Anda, dan ingat bahwa metode yang lembut umumnya membutuhkan waktu lebih lama untuk efektif. Jangan menunggu sampai menit terakhir untuk mencoba metode yang lebih lembut dari pematangan serviks jika Anda kemungkinan besar akan di induksi.
Pastikan provider Anda memberikan kesempatan waktu induksi yang cukup sebelum beralih ke bedah caesar. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa banyak provider “pindah” ke bedah caesar terlalu cepat dalam induksi; memungkinkan hanya beberapa jam setelah induksi.
Ingat, induksi tidak otomatis berarti Anda akan berakhir di operasi caesar; banyak juga ibu yang diinduksi dan akhirnya berhasil melahirkan normal. Hanya saja memang, induksi meningkatkan resiko untuk menuju operas Caesar. Nah jika saat ini Anda dilakukan Induksi, coba sikapi dengan sikap positif, mencoba untuk tetap memiliki dukungan persalinan yang profesional (doula), yang sering dapat membantu memaksimalkan peluang Anda bahkan selama induksi. Namun, karena induksi meningkatkan peluang untuk operasi caesar, bersiaplah untuk kemungkinan apapun dan siap jika dilakukan operasi caesar pada akhirnya.
Kejadian Induksi sangatlah sering dan umum akhir akhir ini, dan inipun terjadi hampir di seluruh dunia. Inilah sebabnya mengapa penting bagi semua perempuan untuk menjadi klien yang cerdas dan mampu mempelajari lebih lanjut tentang pilihan mereka di seputaran induksi. Bishop Skor adalah ─ penting dan sering diabaikan ─ jadi diskusikanlah dengan dokter Anda dahulu
Referensi
- Acta Obstet Gynecol Scand. 2011 Oct;90(10):1094-9. doi: 10.1111/j.1600-0412.2011.01213.x. Epub 2011 Jul 21. Induction of labor and the risk for emergency cesarean section in nulliparous and multiparous women. Thorsell M, et al. PMID: 21679162
TUJUAN: Untuk menilai risiko untuk operasi SC darurat di antara perempuan yang diinduksi pada minggu kehamilan ≥41 dan untuk mengevaluasi apakah paritas dan cara induksi berpengaruh pada asosiasi ini.
DESAIN: Rumah Sakit berbasis penelitian kohort retrospektif.
Populasi: kehamilan ≥41 minggu di Rumah Sakit Danderyd, Stockholm, Swedia, tahun 2002-2006.
BAHAN DAN METODE: Dari 23 030 kehamilan tunggal yang memenuhi kriteria masuk, 881 diinduksi dengan skor Bishop kurang dari 7. hasil Obstetri dinilai melalui linkage dengan Swedia Medical Birth Registry dan database informasi kandungan dari file medis pasien ‘. Hasil itu disesuaikan dengan indeks massa tubuh, usia dan penggunaan analgesia epidural.
UTAMA HASIL UKURAN: Risiko untuk operasi caesar darurat lebih tinggi.
HASIL: Di antara wanita yang diinduksi, proporsi yang dilahirkan dengan operasi caesar darurat adalah 42% untuk nulipara dan 14% untuk multipara. Dibandingkan dengan persalinan spontan, ini berkaitan dengan penambahan lebih dari tiga kali lipat risiko wanita nulipara (OR 3.34, 95% CI 2,77-4,04) dan peningkatan hampir dua kali lipat risiko untuk wanita multipara (OR 1.94, 95% CI 1,24-3,02) . Tidak ada perbedaan yang signifikan dalam risiko untuk operasi SC darurat antara dua metode induksi (PGE (2) dan transervikal kateter).
Kesimpulan: Dibandingkan dengan persalinan spontan, induksi persalinan dikaitkan dengan peningkatan risiko untuk operasi caesar darurat baik di kalangan wanita nulipara dan multipara. Ketika persalinan diinduksi, risiko tinggi untuk operasi caesar darurat harus diingat.
- Clin Obstet Gynecol. 2006 September, 49 (3): 564-72. Preinduction penilaian serviks. Baacke KA, Edwards RK. PMID: 16885663
Tingkat induksi persalinan meningkat di Amerika Serikat. Metode untuk mengukur faktor-faktor serviks telah dikembangkan untuk mengidentifikasi pasien yang dapat mengambil manfaat dari pematangan serviks sebelum induksi. Sistem skoring serviks pertama kali digunakan pemeriksaan digital. Baru-baru ini, USG serviks dan pemeriksaan fibronektin janin telah diusulkan untuk mengevaluasi kesiapan serviks untuk induksi persalinan, tetapi tak satu pun dari metode ini memberikan peningkatan yang signifikan atas pemeriksaan digital. Bishop skor, yang paling banyak digunakan sistem penilaian ujian digital, masih merupakan metode yang paling efektif dan akurat mengevaluasi serviks sebelum induksi persalinan.
- Obstet Gynecol. 2005 Apr;105(4):690-7. Bishop score and risk of cesarean delivery after induction of labor in nulliparous women. Vrouenraets FP, et al. PMID: 15802392
TUJUAN: Untuk mengukur risiko dan risiko faktor kelahiran Caesar terkait dengan induksi medis dan elektif persalinan pada wanita nulipara.
METODE: Sebuah studi kohort prospektif dilakukan pada wanita nulipara pada jangka kehamilan vertex tunggal yang diinduksi. Indikasi medis dan elektif dan skor Bishop dicatat sebelum induksi persalinan. Data obstetri dan neonatal dianalisis dan dibandingkan dengan hasil pada wanita dengan onset persalinan spontan. Data dianalisis dengan menggunakan model regresi univariat dan multivariat.
HASIL: Sebanyak 1.389 perempuan dilibatkan dalam penelitian tersebut. Skor Bishop 5 atau kurang adalah faktor risiko utama untuk kelahiran caesar dalam semua 3 kelompok (disesuaikan OR 2.32; 95% CI 1,66-3,25). Variabel lain dengan peningkatan risiko yang signifikan termasuk usia ibu 30 tahun atau lebih tua, indeks massa tubuh 31 atau lebih tinggi, penggunaan analgesia epidural selama persalinan tahap pertama, dan berat lahir 3.500 g atau lebih tinggi. Dalam kedua kelompok induksi, lebih bayi yang baru lahir membutuhkan perawatan neonatal, lebih banyak ibu membutuhkan transfusi darah, dan ibu tinggal di rumah sakit lebih lama.
Nah semoga bermanfaat untuk Anda
Salam hangat
Yesie
Selain sebagai media informasi kesehatan, kami juga berbagi artikel terkait bisnis.
0 Response to "Penting untuk diperhitungkan sebelum memutuskan untuk INDUKSI"
Post a Comment